Rabu, 20 Maret 2013

Dikejar Hantu Jaelangkung


Ceritaku ini berawal sekitar tahun 2008, pada waktu itu aku masih kuliah. Tentu saja namanya anak ngekost senengnya ngumpul sama teman-teman, dan iseng- iseng aku memiliki ide untuk membuat jaelangkung (maklum saja namanya juga iseng2), dan rupanya ideku disambut dengan persetujuan teman2ku. Mulailah malam itu aku mengumpulkan bahan- bahan yang mungkin terlihat aneh bagi teman2ku yang tidak pernah mainan jaelangkung. Bahan membuat jaelangkung itu bahan dasarnya sebagian besar aku kumpulkan dari makam desa, terdiri dari kayu/bambu, keranjang, kapur, batok biasa disebut siwur (kebetulan yang kudapat pernah untuk memandikan jenasah), dan baju bekas. Nah seluruh yang kudapat di makam akhirnya kurangkai tanpa paku tapi pakai kawat
/ bendrat dan yang satu bahan tambahan di dalam boneka jaelangkung itu kuisikan tanah kuburan yang sudah aku mantrai yang berasal dari kuburan paling kuno yang sudah tidak terawat lagi, biar joss kataku waktu itu dalam hati he..he..he... Sebelum jaelangkung itu dimainkan, aku membuat suatu ritual kecil2an yang harus dimulai dengan melagukan tembang Jawa namanya ilir-ilir sambil dibakari kemenyan dibawah jaelangkung yang digantung dibawah pohon di makam itu. Setelah selesai, jaelangkungpun dimainkan dipegangi dua orang teman. Dengan sedikit konsentrasi, jaelangkungpun bergoyang dan mulai menulis nama, dsb. Singkat cerita, malam itu benar2 heboh. Banyak sekali pertanyaan kita yang bisa dijawab dengan tangkas dan lucu oleh jaelangkung. Dan akhirnya setelah jam 3 pagi kita sudahi permainan. Karena sangking udah ngantuknya, aku pun bergegas tidur. Tapi... sekitar 15 menit aku tertidur aku seperti dicolek orang sambil bersuara melenguh... huh...huuuh...huuh...
Sontak aku kaget dan otomatis melek. Dalam hatiku, aku bertanya "Ini suara siapa ya?". Kulihat sekeliling kamarku yang gelap. Astaghfirullhah... aku benar-benar kaget setengah hidup! Ternyata kulihat sosok pocong yang ongkang2 kaki di atas lemari. "Waaah... gawat ini pasti jaelangkung tadi", pikirku. Langsung aja ku terjang pintu, aku keluar dari kamarku gelagapan. Kupanggil kawanku di kamar sebelah "Didik... bangun Dik...". Untung pintunya langsung dibuka, dia nanya "Ada apa? ". "Ah enggak" jawabku saat itu. "Aku tidur di kamarmu ajalah, besok aja aku cerita..." Paginya kuceritakan sama kawan-kawanku, tapi reaksi mereka malahan habis ketawain aku. "Nasiib... nasiib... kayaknya tuh yang punya tanah kuburan yang ku ambil buat mainan jaelangkung marah" kataku dalem hati. Menyadari itu semua, segera bahan jaelangkung akhirnya kukembalikan lagi ke makam tua itu. Yang jelas semenjak itu aku udah kapok...
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar