Sabtu, 23 Februari 2013
Penunggu Vila 1
Published under Cerita Misteri Jabodetabek, Rumah Hantu
Hai saya Bili. Waktu itu saya dan teman-teman berlibur di sebuah villa di Puncak Bogor. Kami berangkat dari rumah pukul 2 sore dengan menggunakan bis sewaan. Setelah menempuh 3 jam perjalanan naik turun gunung, kami pun sampai di vila. Turun dari bis, hawa gunung yang dingin menerpa tubuh kami. Hilanglah semua rasa penat dan bosan selama perjalanan.
Kesan pertama melihat vila ini terlihat lumayan indah, walaupun sedikit terlihat menyeramkan karena bangunannya seperti bangunan belanda, ditambah lokasinya yang terpencil dari rumah warga sekitar. Kami pun masuk villa mebagi2kan kamar. Vila ini terdapat 6 kamar, 2 dilantai atas 4 dibawah. Aku kedapatan di lantai bawah. setelah itu kami beristirahat dan menyiapkan segala sesuatu untuk acara bakar nanti malam.
Singkat cerita, malampun tiba. Sekitar pukul 9 malam kita mulai menyalakan api diatas kayu yang sudah disiapkan sebelumnya, dagingpun dipanggang. Sambil menunggu makanan matang, kami menghabiskan waktu. Ada yang bercerita-cerita, bernyanyi dengan gitar, main catur dan kegiatan lainnya sambil menikmati masa muda. Beberapa saat kemudian makananpun matang, kami makan2 bersama. Setelah makan, kami semua tetap di halaman sambil melakukan kegiatan yang sama.
Tak terasa waktu sudah pukul 1 malam. 2 orang teman kami (Defri dan Wahyu) merasa ngantuk dan ingin segera tidur, mereka pun mengajak pacarnya masing-masing untuk menemaninya. Berangkatlah mereka masuk kedalam villa dan menaiki tangga untuk ke kamarnya (kebetulan kamar mereka kebagian di lantai 2). 1 jam kemudian kamipun merasa ngantuk dan kami putuskan untuk tidur di kamar masing2.
Kamarku berada di paling depan dekat ruang tamu, aku tidur bersama 2 orang temanku. 10 menit kemudian aku dikagetkan dengan suara wanita menangis. Ku tanya teman-temanku ternyata mereka mendengar juga, suara itu bersumber dari pohon beringin yang ada disamping villa.
Lalu kamipun keluar kamar, dan tak kusangka teman-temanku yang lain baru keluar juga dari kamar masing2, disertai 3 temanku yang berada di lantai 2. Lalu aku bertanya, "Apa kalian denger suara orang nangis?", mereka mengiyakan pertanyaanku. Lalu kami semua berkumpul di teras villa. Setelah berkumpul suara itu hilang. Ketiga teman kami yang dilantai 2 bertanya, "Kemana Defri, dia tidak ada diatas". "Kami tidak tahu, bukannya bersama kalian diatas?", saya menimpali.
5 menit kemudian kami dikagetkan dengan suara tawa khas kuntilanak yang bersumber dari lantai 2, disertai dengan suara langkah lari. Dan ternyata itu Defri yang lari seperti orang ketakutan. Dengan keringat bercucuran dia berlari menghampiri kami. Sambil terengah2 dia bilang "Ada kuntilanak diatas" dengan nada bicara seperti orang gugup. Pacarnyapun memeluknya dan kami coba menenangkan Defri.
Kisah masih berlanjut...
0 Comments
Facebook Comments by
Media Blogger
Langganan:
Posting Komentar (Atom)